PEKANBARU, KitaRiau.com – Melalui Satuan Pelayanan Bandara SSK II Pekanbaru, Karantina Riau telah berhasil melakukan ekspor perdana 1,5 ton Kerang Darah (Anadara granosa) dengan total nilai ekspor Rp67 juta rupiah tujuan Thailand. Ekspor kali pertama tersebut diharapkan mampu menyusul kesuksesan ekspor sebelumnya ke negeri jiran (Malaysia).
Keberhasilan itu disambut gembira oleh plt. Kepala Karantina Riau, Almen MT Simarmata. “Saya optimis bahwa Riau memiliki potensi komoditas perikanan yang besar dan dapat bersaing karena kualitasnya yang baik,” ungkapnya, Minggu (20/10/24) lalu.
Petugas khusus pelayanan Karantina Riau, Nelusiadi Sirait melakukan pemeriksaan kelengkapan dokumen, memastikan kesesuaian jenis dan jumlah komoditas yang akan diekspor. Petugas juga memastikan kerang darah diekspor bebas dari Hama Penyakit Ikan Karantina (HPIK), Perkinsus Olseni.
Hal senada disebutkan Almen, para petugas khusus pengawasan, pengendalian, dan pelayanan Karantina Riau konsisten melayani aktivitas pengguna jasa setiap saat melakukan kegiatan ekspor/impor melalui regulasi transparan.
“Karantina Riau terus berkomitmen dalam peningkatan ekspor komoditas perikanan di Riau. Sosialisasi peraturan, bimbingan, dan informasi persyaratan tujuan ekspor akan terus diberikan untuk membantu para pelaku usaha agar keberlanjutan ekspor kerang darah semakin luas,” terangnya rinci.
Jalinan kerja sama yang baik dan solid antara karantina, pemerintah daerah dan pelaku usaha menjadi kunci utama dalam keberhasilan ekspor tersebut. Diharapkan, kerang darah asal Riau akan terus menembus pasar Internasional.
Kerang darah (Anadara granosa) adalah sejenis kerang yang biasa dimakan oleh warga Asia Timur dan Asia Tenggara. Anggota suku Arcidae ini disebut kerang darah karena ia menghasilkan hemoglobin dalam cairan merah yang dihasilkannya.
Kerang ini menghuni kawasan Indo-Pasifik dan tersebar dari pantai Afrika timur sampai ke Polinesia. Hewan ini gemar memendam dirinya ke dalam pasir atau lumpur dan tinggal di mintakat pasang surut. Dewasanya berukuran 5 sampai 6 cm panjang dan 4 sampai 5 cm lebar.
Budidaya kerang darah sudah dilakukan dan ia memiliki nilai ekonomi yang baik. Meskipun biasanya direbus atau dikukus, kerang ini dapat pula digoreng atau dijadikan satai dan makanan kering ringan. Ada pula yang memakannya mentah.
Seperti kerang pada umumnya, kerang darah merupakan jenis bivalvia yang hidup pada dasar perairan dan mempunyai ciri khas yaitu ditutupi oleh dua keping cangkang (valve) yang dapat dibuka dan ditutup karena terdapat sebuah persendian berupa engsel elastis yang merupakan penghubung kedua valve tersebut.