PURWAKARTA, KitaRiau.com – Indonesia menoreh catatan pencapaian baru sektor perikanan dengan melepas ekspor perdana pakan udang dan benur udang ke Brunei Darussalam. Acara pelepasan berlangsung di Purwakarta, Jawa Barat, Jum’at (15/11/24).
Menukil Pers Badan Karantina Indonesia, tak kurang dari
42 ton pakan udang, 8 juta ekor benur, dan 400 ekor induk udang dengan total nilai ekonomi mencapai Rp1,66 Miliar.
Pengiriman pakan udang menuju negeri jiran sebagai bagian dari upaya perluasan akses pasar Indonesia dikancah internasional.
Acara tersebut dihadiri langsung oleh Kepala Badan Karantina Indonesia, Dr. Sahat Manaor Panggabean, sekaligus menandai dan melepas komoditas ekspor purna syarat kesehatan. Melalui sertifikat kesehatan yang diserahkan oleh Kepala Karantina Jawa Barat, Ahmad Rizal Nasution kepada eksportir.
Turut menghadiri acara, Deputi Bidang Karantina Ikan, Drama Panca Putra, Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Budi Sulistiyo, jajaran pimpinan daerah Purwakarta, Kepala Bea Cukai Purwakarta dan Direktur PT. Suri Tani Pemuka, Jonny Susanto.
Dikatakan Sahat, pengiriman pakan udang, benur, dan induk udang ke Brunei menjadi bukti komoditas ekspor terbebas dari penyakit berbahaya, sesuai standar yang ditetapkan oleh negara tujuan.
“Dengan sertifikat kesehatan yang diserahkan hari ini, kami memastikan bahwa komoditas yang diekspor, baik itu pakan udang benur, maupun induk udang bebas dari penyakit berbahaya. Ini adalah bagian dari upaya kami untuk menjaga kualitas dan reputasi Indonesia sebagai pemasok udang yang handal di pasar internasional,” ujarnya.
Sahat Panggabean menyoroti pentingnya peran Badan Karantina Indonesia dengan memastikan, seluruh komoditas perikanan ekspor, khususnya udang, memenuhi standar kesehatan berkualitas tinggi.
“Komoditas udang adalah salah satu andalan ekspor perikanan Indonesia. Badan Karantina Indonesia sangat berhati-hati dalam memastikan bahwa induk udang dan benur yang diekspor bebas dari penyakit yang dapat merugikan industri perikanan,” terangnya.
Terkait data ekspor udang, lanjut Sahat, Indonesia mencatatkan nilai ekspor 2,23 juta dolar AS pada tahun 2021. Meskipun terjadi penurunan pada tahun yang sama, sektor udang tetap menjadi primadona ekspor perikanan Indonesia.
Lebih jauh Sahat menyebut, Badan Karantina Indonesia terus berupaya mendukung kelanjutan industri melalui pemenuhan persyaratan kesehatan yang ketat bagi impor induk udang serta pemantauan penyakit di seluruh hatchery udang di Indonesia.
Saat acara digelar, Sahat Panggabean menyampaikan apresiasi kepada eksportir yang telah berhasil mengirimkan pakan udang benur, dan induk udang dalam ekspor perdana.
“Kami ucapkan selamat kepada PT. Suri Tani Pemuka atas pencapaian ini. Semoga ekspor perdana ini menjadi langkah awal untuk ekspor-ekspor berikutnya dan turut menghidupkan kembali industri perikanan Indonesia,” katanya.
Dengan dukungan kuat dari Badan Karantina Indonesia dan komitmen tinggi para pelaku usaha pihak swasta, diharapkan, Indonesia terus memperkuat posisi sebagai pemain utama pengekspor komoditas perikanan di pasar global.